Sabtu, 03 April 2010

Perkawinan Sebuah Fitrah Kemanusiaan

Perkawinan Sebuah Fitrah Kemanusiaan
Agama Islam adalah agama fithrah, dan manusia diciptakan Alloh Subhanahu wa Ta'ala cocok dengan fitrah ini, karena itu Alloh Subhanahu wa Ta'ala menyuruh manusia menghadapkan diri ke agama fithrah agar tidak terjadi penyelewengan dan penyimpangan. Sehingga manusia berjalan di atas fithrahnya. Perkawinan adalah fitrah kemanusiaan, maka dari itu Islam menganjurkan untuk nikah, karena nikah merupakan gharizah insaniyah (naluri kemanusiaan). Bila gharizah ini tidak dipenuhi dengan jalan yang sah yaitu perkawinan, maka ia akan mencari jalan-jalan syetan yang banyak menjerumuskan ke lembah hitam.

Firman Alloh Subhanahu wa Ta'ala , yang artinya: "Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui". (QS: Ar-Ruum: 30).

A. Islam Menganjurkan Nikah

Islam telah menjadikan ikatan perkawinan yang sah berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai satu-satunya sarana untuk memenuhi tuntutan naluri manusia yang sangat asasi, dan sarana untuk membina keluarga yang Islami. Penghargaan Islam terhadap ikatan perkawinan besar sekali, sampai-sampai ikatan itu ditetapkan sebanding dengan separuh agama. Anas bin Malik radliyallahu 'anhu berkata, telah bersabda Rasululloh shallallahu 'alaihi wa sallam, yang artinya: "Barangsiapa menikah, maka ia telah melengkapi separuh dari agamanya. Dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dalam memelihara yang separuhnya lagi". (HR: Thabrani dan Hakim).

B. Islam Tidak Menyukai Membujang

Rasululloh shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan untuk menikah dan melarang keras kepada orang yang tidak mau menikah. Anas bin Malik radliyallahu 'anhu berkata: "Rasululloh shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan kami untuk nikah dan melarang kami membujang dengan larangan yang keras". Dan beliau bersabda yang artinya: "Nikahilah perempuan yang banyak anak dan penyayang. Karena aku akan berbangga dengan banyaknya umatku dihadapan para Nabi kelak di hari kiamat". (HR: Ahmad dan di shahihkan oleh Ibnu Hibban).

Pernah suatu ketika tiga orang shahabat datang bertanya kepada istri-istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tentang peribadatan beliau, kemudian setelah diterangkan, masing-masing ingin meningkatkan peribadatan mereka. Salah seorang berkata: Adapun saya, akan puasa sepanjang masa tanpa putus. Dan yang lain berkata: Adapun saya akan menjauhi wanita, saya tidak akan kawin selamanya .... Ketika hal itu didengar oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau keluar seraya bersabda, yang artinya: "Benarkah kalian telah berkata begini dan begitu, sungguh demi Allah, sesungguhnya akulah yang paling takut dan taqwa di antara kalian. Akan tetapi aku berpuasa dan aku berbuka, aku shalat dan aku juga tidur dan aku juga mengawini perempuan. Maka barangsiapa yang tidak menyukai sunnahku, maka ia tidak termasuk golonganku". (HR: Bukhari dan Muslim).

Orang yang mempunyai akal dan bashirah tidak akan mau menjerumuskan dirinya ke jalan kesesatan dengan hidup membujang. Kata Syaikh Hussain Muhammad Yusuf: "Hidup membujang adalah suatu kehidupan yang kering dan gersang, hidup yang tidak mempunyai makna dan tujuan. Suatu kehidupan yang hampa dari berbagai keutamaan insani yang pada umumnya ditegakkan atas dasar egoisme dan mementingkan diri sendiri serta ingin terlepas dari semua tanggung jawab".

Orang yang membujang pada umumnya hanya hidup untuk dirinya sendiri. Mereka membujang bersama hawa nafsu yang selalu bergelora, hingga kemurnian semangat dan rohaninya menjadi keruh. Mereka selalu ada dalam pergolakan melawan fitrahnya, kendatipun ketaqwaan mereka dapat diandalkan, namun pergolakan yang terjadi secara terus menerus lama kelamaan akan melemahkan iman dan ketahanan jiwa serta mengganggu kesehatan dan akan membawanya ke lembah kenistaan.

Jadi orang yang enggan menikah baik itu laki-laki atau perempuan, maka mereka itu sebenarnya tergolong orang yang paling sengsara dalam hidup ini. Mereka itu adalah orang yang paling tidak menikmati kebahagiaan hidup, baik kesenangan bersifat sensual maupun spiritual. Mungkin mereka kaya, namun mereka miskin dari karunia Alloh.

Islam menolak sistem ke-rahib-an karena sistem tersebut bertentangan dengan fitrah kemanusiaan, dan bahkan sikap itu berarti melawan sunnah dan kodrat Alloh Subhanahu wa Ta'ala yang telah ditetapkan bagi makhluknya. Sikap enggan membina rumah tangga karena takut miskin adalah sikap orang jahil (bodoh), karena semua rezeki sudah diatur oleh Alloh Subhanahu wa Ta'ala sejak manusia berada di alam rahim, dan manusia tidak bisa menteorikan rezeki yang dikaruniakan Alloh Subhanahu wa Ta'ala, misalnya ia berkata: "Bila saya hidup sendiri gaji saya cukup, tapi bila punya istri tidak cukup ?!".

Perkataan ini adalah perkataan yang batil, karena bertentangan dengan ayat-ayat Alloh Subhanahu wa Ta'ala dan hadits-hadits Rasululloh shallallahu 'alaihi wa sallam. Alloh Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan untuk kawin, dan seandainya mereka fakir pasti Alloh akan membantu dengan memberi rezeki kepadanya. Alloh Subhanahu wa Ta'ala menjanjikan suatu pertolongan kepada orang yang nikah, dalam firman-Nya, yang artinya: "Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui". (QS: An-Nur: 32).

Rasululloh shallallahu 'alaihi wa sallam menguatkan janji Alloh itu dengan sabdanya, yang artinya: "Ada tiga golongan manusia yang berhak Alloh tolong mereka, yaitu seorang mujahid fi sabilillah, seorang hamba yang menebus dirinya supaya merdeka, dan seorang yang menikah karena ingin memelihara kehormatannya". (HR: Ahmad 2: 251, Nasa'i, Tirmidzi, Ibnu Majah hadits No. 2518, dan Hakim 2: 160 dari shahabat Abu Hurairah radliyallahu 'anhu).

Ibnu Mas'ud radliyallahu 'anhu pernah berkata: "Jika umurku tinggal sepuluh hari lagi, sungguh aku lebih suka menikah daripada aku harus menemui Allah sebagai seorang bujangan". (Tuhfatul 'Arus hal. 20).

(Sumber Rujukan: Berbagai Sumber dari Al-Qur'an dan As Sunnah serta Kitab-Kitab Hadits)

Acha feat Irwansyah – Aku Bersujud

Acha feat Irwansyah – Aku Bersujud


Intro : G C Am G
G C

G D
Aku malu berharap Engkau mengerti lagi
Am D
atas kesalahan yang pernah aku perbuat
G C
hati dan perasaanku mulai teruji
Am D
selembut do’a dalam hati Kau mengetahui
C G Am C D
kala panggilanMu ku mohon ampunilah aku

G C
aku bersujud.. aku berdo’a
Am D
hanyalah padaMu.. Ya Tuhanku
G
aku memohon keringanan hati
menentukan pilihan menuju rahmatMu
Ya Tuhanku.. Ya Tuhanku..
G
Ya Allah..

coda interlude ke – A

Download mp3-nya di sini...

Inteam – Rabi’atul Adawiyyah

Inteam – Rabi’atul Adawiyyah


Intro : Cm G
Cm Fm G# Bb G
Cm Bb G# Fm Gm Bb Gm
Cm D# Bb Cm

Cm G Cm
Engkau bermula dengan sengsara
D# Bb D#
Dalam mencari bahagia
Fm Cm
Terasa bagai bayang-bayang
G# G Cm
Gelap walau disuluh cahaya

Pepasir pantai pun berubah
Pabila hakikat melanda
Ketenangan yang kau cari
Terpancar di lorong sufi

D# Bb C
Kau hiasi rumah kasih abadi
D# Bb G
Serik menghiasi singgahsana-Mu
Cm Bb Fm
Kau berjaya merubah segala
G Cm
Kasih semalam menjadi esok

Kelunakan tangisan kasihmu
Dalam simpuhan ketaatan
Bagi mengharapkan keredhaan
Dari-Mu, Tuhan pencipta alam

D# Bb C
Rabiatul Adawiyah
Fm D# Bb
Serikandi yang tercipta
Cm Bb D#
Sungguh agung pengabdianmu
Fm G Cm
Kau berjaya menjadi iktibar

Asmaramu dihampar suci
Pintalan dari awanan putih
Membuahkan titisan rahmat
Menyuburkan mawar yang layu

Intro : Cm Fm D# Gm Cm 2x
Cm G

Namamu menjadi sanjungan
Ikutan ummah sepanjang zaman
Ayuh bersama kita susuri
Perjalanan kekasih Allah


Download mp3-nya di sini...

Edcoustic – Muhasabah Cinta

Edcoustic – Muhasabah Cinta


Intro : Dm C F
Bb Gm A

Dm A
Wahai Pemilik Nyawaku
Dm Gm
Betapa lemah diriku ini
C F
Berat ujian dariMu
Bb A
Kupasrahkan semua padaMu

Tuhan baru kusadar
Indah nikmat sehat itu
Tak pandai aku bersyukur
Kini kuharapkan CintaMu

Reff :
Gm C
Kata-kata cinta terucap indah
F Bb
Mengalir berdzikir dikidung doaku
Gm A Dm
Sakit yang kurasa biar jadi penawar dosaku
Gm C
Butir-butir cinta air mataku
F Bb
Teringat semua yang Kau beri untukku
Gm A Bb
Ampuni khilaf dan salah selama ini ya ilahi
A Dm
Muhasabah cintaku

Tuhan kuatkan aku
Lindungiku dari putus asa
jika kuharus mati
Pertemukan aku denganMu